Nurseffi Dwi Wahyuni - detikFinance
Foto: dok.detikFinance
"Siang ini kami siapkan beberapa nama atau jabatan yang menurut kami akan diganti," ujar Kepala BP Migas R Priyono di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (31/8/2009).
Menurut Priyono, pejabat-pejabat yang diganti tersebut adalah pejabat-pejabat yang dinilai bertanggung jawab atas keterlambatannya produksi blok ini.
"Pejabat-pejabat ExxonMobil yang bertanggung jawab atas keterlambatan ini akan segera diganti artinya mereka akan dipulangkan," ungkapnya.
Selain itu, Priyono juga merekomendasikan agar Joint Operating Agreement (JOA) antara Pertamina dan ExxonMobil harus segera diperbaiki.
Pasalnya, selama ini sebagai partner ExxonMobile, Pertamina tidak memiliki suara dalam pengembangan proyek tersebut karena Pertamina hanya memiliki 45 persen saham dalam konsorsium tersebut.
"Kalau tidak tidak jalan hari ini, JOA-nya harus diperbaiki sebab kami melihat kedudukan Pertamina memang sangat lemah," ungkapnya.
Sanksi lain yang akan direkomendasikan BP Migas, imbuh Priyono, yaitu menggeser peran ExxonMobil sebagai operator di blok tersebut jika ExxonMobil memang terbukti menghambat lapangan tersebut untuk segera berproduksi.
"Kalau terlihat itikad buruk, kami akan merekomendasikan kepada pemerintah agar ada operator yang lain," tandas Priyono.
Rencana Priyono ini didukung oleh anggota Komisi VII, Ismayatun. Ia menilai pemerintah memang harus memberikan sanksi yang tegas atas keterlambatan produksi lapangan tersebut. "Pak Priyono harus tegas kasih sanksi dengan mengganti manajemennya," ungkapnya.
Sementara anggota Komisi VII lainnya, Dito Ganindito mendukung agar peranan ExxonMobil sebagai operator di blok tersebut segera diganti.
http://www.detikfinance.com/read/2009/08/31/134950/1193131/4/bp-migas-akan-pulangkan-pejabat-exxonmobil-di-cepu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar