Minggu, 17 Januari 2010

Irak Buka Tender Ladang Migas 16 Miliar Dolar AS

Irak Buka Tender Ladang Migas 16 Miliar Dolar AS

BAGHDAD–Pemerintah Irak akan membuka kembali kesempatan bagi investor asing di sektor energi. Sebanyak delapan dari 10 perusahaan migas terkemuka dunia, termasuk didalamnya Exxon Mobil Corp. dan Royal Dutch Shell Plc berpeluang menangani pengeboran enam ladang minyak dan dua gas alam.

Pemerintah Irak akan memberikan kesempatan kepada lebih dari 30 perusahaan untuk mengajukan penawaran kontrak teknik terhadap proyek senilai 16 miliar dolar AS. Penawaran itu akan disampaikan 29 hingga 30 Juni mendatang. ”Irak adalah anugerah terbesar di kawasan ini. Wilayah ini satu satunya yang tersisa memungkinkan perusahaan dapat mengembangkan bisnisnya,” kata Raja Kiwan, seorang analis energi pada PFC Energy.

Menurut Bloomberg, sebagai negara anggota Organisasi Pengekspor Minyak Dunia (OPEC), Irak berupaya meningkatkan produksi minyaknya bagi pemasukan negara setelah enam tahun dilanda bencana konflik dan embargo ekonomi yang membuat negara itu kesulitan ekonomi dan infrastruktur.

Pemerintah juga sedang mengupayakan penawaran 11 ladang minyak dan gas guna memacu produksi mereka 6 juta barel perhari pada 2015 dari 2,4 juta barel perhari yang dicapai Mei silam. Saudi Arabia, yang menjadi eksportir minyak terbesar di dunia telah memproduksi 8 juta barel minyak perhari.

Menurut Menteri Perminyakan Irak, Hussain al-Shahristani sejumlah perusahaan yang menanamkan modalnya di Irak berupaya memperoleh saham untuk jangka panjang untuk mengeksplorasi cadangan 115 miliar barel migas yang ada di negara itu. Irak dapat mengajukan tawaran kepada perusahaan asing untuk menanamkan modal mereka dalam bentuk deposito dan mengijinkan dilakukannya program bagi hasil untuk ladang minyak mendatang.

Namun, bagi perusahaan minyak memenangkan tender kontrak jauh lebih mudah dibanding memperoleh jaminan keamanan. Karena itu penolakan tampaknya akan datang dari kalangan pengambil kebijakan. Exxon sendiri masih mempertimbangkan untuk mengikuti tender itu seperti yang diakui CEO Exxon, Rex Tillerson 16 Juni lalu. Sedangkan CEO Shell, Jeroen van der Veer 14 April lalu mengaku masih melakukan pembicaraan dengan sejumlah perusahaan Cina untuk menggarap proyek itu bersama-sama.

Tentara AS menurut rencana akan mulai ditarik dari Irak 30 Juni mendatang dan penarikan akan berakhir 2011. Para pejabat Irak menyatakan penangangan keamanan akan dilakukan pemerintah sendiri. Namun, Irak dan Inggris telah menandatangani kesepakatan 3 Juni lalu agar sejumlah tentara Inggris tetap bertahan di negara itu untuk membantu mengamankan sejumlah ladang minyaknya. (Republika online, 25/06/2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar