Pengeboran Minyak (Foto: Daylife)
GRESIK - Joint Operating Body Pertamina-PetroChina East Java (JOB P-PEJ) memastikan bakal melakukan eksplorasi ulang di sumur Lengowangi-2, sekitar sumur tua Desa Sekarkurung, Kecamatan Kebomas, Gresik, Jawa Timur. Operator Lengowangi-1 Suci tersebut mengestimasikan di lokasi sumur yang sempat menyemburkan lumpur itu mengandung minyak dan gas.
Kepastian itu terungkap saat sosialisasi di Kantor Kecamatan Kebomas, Jumat (18/12/2009). Perwakilan JOB P-PEJ yang hadir Asrul P Lubis, Admint Superintendent; Frans Sumampaw, Contraction Superintendent; Aris Diana, HSE Superintendent; Setta Yoga S Purnomo, Security and Governance. Perwakilan BP Migas Waliayah Japalu (Jawa, Papua, Maluku) Atmal dan Agus S selaku konsultan Unair Surabaya.
Yoga S Purnomo, Security and Governance JOB P-PEJ, mengatakan eksplorasi ulang tersebut dilakukan dengan analisa, peralatan dan fasilitas rig yang lebih canggih. Teknologi yang dipakai untuk eksplorasi didatangkan langsung dari Jakarta dengan menggunakan mediasi oil bismarck.
"Biasanya kami menggunakan mediasi air sebagai pendorong, tetapi sekarang lebih berat kadarnya dengan oil bismarck. Sehingga kemungkinan semburan lumpur dapat ditekan," terang Yoga kepada wartawan.
Rencananya, lokasi pengeboran sumur Lengowangi-2 berada tidak jauh dari lokasi pengeboran awal 2009 lalu. Tepatnya sekira 25 meter arah Timur. Untuk membuktikan adanya kandungan minyak maupun gas-nya, pengeboran akan dilakukan dengan kedalaman 4.000 feet (kaki) atau sekira 1.500 meter.
"Rencananya setelah dilakukan sosialisasi tingkat desa, kami akan memulai eksplorasi. Kami perkirakan pekan depan sudah dapat dimulai," tegas Yoga.
Yoga sendiri mengaku tidak tahu berapa estimasi kandungan minyak maupun gas di sumur yang di sekitarnya merupakan sumur tua peninggalan Belanda. Di areal lapangan Sekarkurung tersebut terdapat sekira 36 sumur tua yang setiap harinya dan sampai sekarang masih aktif mengeluarkan latung (cairan berwarna coklat yang pekat).
Kendati JOB P-PEJ menjamin tidak akan terulang peristiwa semburan lumpur awal 2009 lalu, namun warga sekitar mulai resah. Pasalnya, apapun yang terjadi warga Sekarkurung, Desa Kelangongan hingga Desa Perambangan di sekitar sumur tersebut tetap was-was. Karena sampai sekarang dalam setiap sosialaisasi pihak operator tidak menjelaskan seceara detail SOP-nya (standar operasional prosedur).
"Kami belum bisa sepenuhnya menerima. Kami masih dibatangi semburan lumpur yang terjadi saat pengeboran pertama Lengowangi-2," protes Hasan Abdilah, warga Desa Kelangonan.
Sebaliknya, Kepala Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Setkab Gresik, Sentot Supriyohadi mengatakan, proses pengeboran Lengowangi-2 perizinannya menjadi satu dengan pengeboran tahap pertama awal 2009 lalu. Meski begitu, pihaknya tetap meminta supaya operator melakukan sosialisasi hingga ke desa-desa di sekitarnya.
"Kami sudah meminta supaya jangan dilakukan pengeboran dahulu, sebelum tuntas sosialisasinya," kata mantan Kabag Perekonomian Serkab Gresik.(Ashadi Iksan /Koran SI/mbs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar